Cerita hidup Roni, anak bapak yang manja dan baik.
Cerita ini nyata,
di ambil dari pengalaman hidup ku……….
Dahulu waktu Roni masih
berumur 4 tahun, ibunya meninggal dunia dan pada saat itu adiknya perempuan
yang bernama sitatul latifah (Tipah panggilannya) masih berumur 7 bulan dan dia
mempunyai 1 kakak laki-laki dan 3 kakak perempuan. Ibunya meninggal karena
tekanan darah tinggi. Roni hidup dengan 6 bersaudara. Ayahnya nangis dan dia
pun dengan berat hati menitipkan Tipah ditempat bibinya karena kondisinya masih
amat kecil dan pada saat itu ayah Roni juga sakit mata (buta). Empat tahun
kemudian Roni beserta ayahnya menjemput Tipah dan pada saat itu Roni duduk di
kelas 2 Sekolah Dasar. Roni dan ayahnya sangat bahagia akhirnya bisa berjumpa
dengan Tipah.
Di sekolah Roni tergolong
siswa yang baik dan pandai. Pada saat itu Roni berada dikelas 3 SD. sebelum
berangkat sekolah Roni, Joko, dan Ian mandi bersama disungai.
Roni: “Ko, masih lama kan masuk sekolahnya?” Tanya kepada Joko
Ian: “santai
saja Ron, sekarang masih jam setengah 11, kita kan berangkat sekolahnya Jam 12-an”
Ian merayu agar bisa bermain di sungai
lebih lama (padahal waktu sudah pukul11:30)
Joko: “ wahhh….. masih lama ya… masih satu jam lebih…” sahut Joko
Ian: “iyaa…”
Roni: “bagai mana kalau kita nyari ikan dan berenang
dahulu?” mengajak tapi ragu
Joko: “berenang dimana? mbeliknya (tempat mandi) saja
kecil.” Joko bingung
Ian: “ya disini saja” sambil
menunjuk mbelik(tempat mandi itu)
Joko: “yang benar saja”
Roni: “ ya sudah, kita cari ikan kecil-kecil ini dulu
yuk, terus kita mandi”
Ian: “ ayuk” sahut dia dengan nada semangat
Akhirnya
mereka pun mencari ikan yang kecil-kecil itu. Kemudian mereka masuk mbelik itu
untuk berenang. Kemudian datang seseorang dengan nada marah-marah. Mereka pun
takut kemudian mereka bersembunyi didalam mbelik tersebut. Tak lama kemudian,
orang tersebut mengetahui keberadaan Roni, Joko dan Ian. Ternyata orang itu
adalah Mas Panut (suami mbak Endang. kakak Roni yang paling tua). Roni pun
dimarahi karena sudah jam 12:15 belum selesai mandinya. mereka pulang dan bersiap-siap
buat berangkat ke sekolah. Mereka berangkat ke sekolah bersama. Sesampai
sekolah mereka telat. Pintu kelas ditutup. mereka takut mau ngetuk pintunya.
Karena pintu kelasnya bolong, tiba-tiba “kreeeekkkk” Pak Lan (guru yang
mengajar) membuka pintu karena mengetahui Roni dan temannya berada di depan
pintu.
Pak Lan: “masuk” dengan
nada santai
Roni, joko, Ian: “iya pak” jawab serentak dan senang karena Pak Lan gak marah
Ian: “biasanya ngomel-ngomel si mata jengkol ini” berbisik pada Roni dan Joko.
Roni: “husssstt, nanti kedengaran terus marah baru tahu
rasa lho…”
Pak Lan: “kalian duduk tempat masing-masing” Pak Lan menyuruh kami duduk. “Roni, buka
buku kamu lalu catat yang ada di papan tulis ini!”
Roni: “iya Pak. Ian dan Joko tidak Pak?” tanya Roni
Pak Lan: “semua” dengan
nada agak marah
Ian dan Joko: “iya Pak”
Ian: “baru saja diomongin, sudah marah-marah” berbisik kepada Roni. Roni pun hanya
tersenyum
Pelajaran dilanjutkan kembali.
Anak-anak menulis pelajaran yang ada di papan tulis. Pada saat itu mata pelajarannya
adalah matematika. Anak-anak disuruh maju satu persatu untuk belajar menghitung
perkalian antara 1sampai10.
“Joko, maju” Pak
lan menyuruh Joko maju duluan.
“iya Pak” sahut
Joko.
“hitung perkalian pecahan empat! ” Pak Lan
“iya Pak” (sahut joko)
Joko pun memulai:
“1x4=4”
“2x4=8”
“3x4= (sambil
bolak-balikin jari dan berfikir lama) 12 Pak”
“4x4=16”
“5x4= ?????
anu Pak…… anu…..” Joko
kebingungan
“anu apa?” tanya
Pak Lan “berapa hasilnya?” Pak Lan
pun tanya lagi.
(Joko pun kebingungan). “Tidak bisa Ko?” tanya pak Lan. “Tidak Pak.” Jawab joko dengan nada takut dimarah.
Pak Lan: “anak-anak.. bagi yang tidak bisa seperti Joko
ini Bapak kasih hukuman jongkok terus muter keliling kelas ini 3x putaran” dengan nada marah karena Joko tidak hafal.
“iya Pak” semua
siswa menjawab serentak
Pak Lan: “ Joko,jongkok sambil putarin kelas ini 3x
putaran.!!”
Joko: “iya Pak” dengan
nada berat
Setelah
itu banyak siswa yang jongkok muterin kelas 3x putaran yang panjang
kelilingnya ± 28 meter. Padahal yang
mereka hitung hanya perkalian antara 3 sampai 6 saja. Kemudian……
Pak Lan: “Roni maju” Roni
pun maju
Roni: “berapa Pak?” tanyanya
Pak Lan: “ perkalian Sembilan!!”
Roni: “Sembilan pak? Tadi yang lainnya hanya perkalian 3
sampai 6 saja, aku kok dikasih perkalian Sembilan?” Roni sedikit ngomel dan ngomong dengan nada iri karena teman-teman
hanya dikasih perkalian antara 3-6 saja
Pak Lan: “lakukan atau jongkok” nada cuek
Roni: “iya Pak” sambil
sedikit nggrundel
“1x9=9”
“2x9=18”
“3x9=27”
“4x9=36”
“5x9=45”
“6x9=54”
“7x9= (berfikir
sejenak sambil lipat-lipat jari)”
“7x9=63”
“8x9= (berfikir
lama)”. “8x9= anu……”
Pak Lan: “berapa Ron?”
Roni: “anu pak” Roni
pun kehabisan mikir
Pak Lan: “berapa Ron????” (Roni diam menunduk). “mutar” pak
Lan menyuruh Roni mutar
Setelah
Roni selesai, kemudian Pak Lan manggil Rohman, si peringkat 1 pesaing terberat
Roni.
Pak Lan: “Rohman, maju”
Rohman: “iya Pak” rohman
maju dengan wajah ceria.
Pak Lan: “ hitung perkalian 7” suruh pak Lan
Rohman: “hanya perkalian 7? Gampang pak.”
Rohman
pun dapat menyelesaikannya dengan baik. Maklum dia juara di kelas 3A dan juara
umum di kelas 3.
Setelah itu waktu
menunjukkan pukul 16:00. Lonceng tanda pulang pun berbunyi. Roni, Joko dan Ian
pulang bersama. Mereka adalah 3 sahabat sejati karena rumah mereka yang
bersebelahan. Mereka pulang kerumah masing-masing. Sesampai di rumah, Roni
makan lalu mandi. Habis mandi,
Ayah Roni: “capek Ron?”
Roni: “lumayan pak”
Ayah Roni: “ya sudah, kamu istirahat dulu nanti belajar”
Roni: “iya pak,. Trima kasih pak, bapak adalah orang tua
Roni yang sangat baik. Roni sangat bersyukur punya orang tua seperti bapak,.” Roni mendekat kemudian mengambil(karena ayahnya
tidak bisa melihat) dan memegang sambil mencium tangan ayahnya.
Ayah Roni: “iya Ron..(sambil
menepuk punggung Roni) kamu belajar yang serius ya, semoga cita-cita kamu
untuk jadi dokter terkabulkan”
Roni: “amin… makasih pak. Biar Roni pijitin pundak bapak
ya. Pasti capek kan?” langsung memegang
pundak ayahnya.
Ayah Roni: “tahu saja kamu kalau bapak capek Ron. Tadi
bapak habis nimba air banyak sekali.” Sambil
meresapi pijitan Roni yang sangat enak.
Bersambung……………….
besok lagi ye klanjutannye.............,,,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar